KESENIAN REOG SEBAGAI SUMBER IDE PENGEMBANGAN DESAIN MOTIF BATIK PONOROGO

Mulyanto Mulyanto, Lili Hartono

Abstract


Reog merupakan kesenian khas wilayah Ponorogo. Untuk meningkatkan usaha kerajinan batik di Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur maka diperlukan pengembangan desain motif batik yang mengambil unsur-unsur kesenian reog. Tujuan riset ini adalah peningkatan keragaman dan kualitas desain motif batik bercorak ikon reog Ponorogo yang mudah dikerjakan oleh pengrajin. Kegiatan riset dilakukan di usaha kerajinan batik Lesoeng Ponorogo. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi metode kaji tindak partisipatif dan pengembangan kreativitas karyawan, yaitu objek reog dikaji untuk dibuat motif dengan melibatkan pengrajin secara aktif dan mengembangkan kreativitas pengrajin. Sasaran kegiatan yaitu pengusaha batik, pendesain motif batik, pembatik, dan tukang pewarna batik. Hasil riset ini sebanyak empat desain motif batik, yaitu motif bulu merak, motif kendang-ketipung-kuda kepang, motif cemeti-kendang, dan motif reog. Keempat motif yang dikembangkan tersebut mengambil dari tujuh unsur kesenian reog, yaitu bulu merak, dadung, kendang-ketipung, kenong, cemeti, kuda kepang, dan dadap merak. Aplikasi pengembangan motif pada proses batik tulis yaitu motif dibuat di atas kertas kemudian dipindahkan di kain untuk kemudian dibatik dan diwarna. Sedangkan untuk pengembangan motif pada proses tekstil motif batik, motif dibuat di kertas kemudian dipindah di atas screen untuk kemudian dicetakkan pada kain dan diberi warna. Proses pewarnaan dilakukan dengan warna tunggal dan perpaduan beberapa warna.


Keywords


desain, motif, batik, reog

Full Text:

PDF

References


Djumena, Nian S. (1990). Batik dan Mitra. Jakarta: Djambatan.

Doellah, Santoso. (2002). Batik: Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Surakarta: PT Batik Danarhadi.

Hamzuri. (1981). Batik Klasik. Jakarta: Djambatan.

Kaufman, J. C. dan R. J. Sternberg. (2007). Creativity. Journal of Change, 39(4) (July-August 2007): 55.

Masiswo dan Vivin Atika. (2014). Aplikasi Ornamen Khas Maluku untuk Pengembangan Desain Motif Batik. Jurnal Dinamika Kerajinan dan Batik, 31(1), 21-30.

Mudjiman, Haris. (2002). Belajar mandiri, Surakarta: UNS Press.

Mulyanto. (2013). A Model of Empowerment for the ATBM Weaving Micro-Business through Design Development. Journal of Research on Humanities and Social Sciences, 3(6), 22-30.

Prasetyowibowo, Bagas. (1998). Desain Produk Industri. Bandung: Yayasan Delapan Sepuluh.

Poerwanto dan Zakaria Lantang Sukirno. (2012). Inovasi Produk dan Motif Seni Batik Pesisiran Sebagai Basis Pengembangan Industri Kreatif dan Kampung Wisata Minat Khusus. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial, Vol. 1, No. 4, September 2012, 217-229.

Rohmaya, Richah dan Yulistiana. (2016). Batik Sendang Lamongan. E-Journal. Volume 05 Nomor 02, 2016, Edisi Yudisium Periode Mei 2016, Hal 1-9, Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.

Salma, Irfa’ina Rohana dan Edi Eskak. (2012). Kajian estetika desain batik khas Sleman “Semarak Salak”. Jurnal Dinamika Kerajinan dan Batik, 32(2), 1-8

Salma, Irfa’ina Rohana, Anugrah Ariesahad Wibowo, dan Yudi Satria. (2015). Kopi dan Kakao dalam kreasi motif batik khas Jember. Jurnal Dinamika Kerajinan dan Batik, 32(2), 63-72.

Susanto, Sewan S.K. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Departemen Industri.




DOI: http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v35i1.3770

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Mulyanto Mulyanto, Lili Hartono

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah indexeed by :