Perancangan Alat Pemanas Elektrik da Penoreh Malam Terpadu yang Bersifat Inklusif

Paulus Bawole, Eko A. Prawoto, Puspitasari Darsono, Winta Guspara

Abstract


ABSTRAK
Penguasaan ketrampilan membatik harus lebih menyebar ke berbagai pelosok di Indonesia. Kecacatan tubuh (impairment), baik brakidaktili maupun paraplegia bukanlah halangan untuk menguasai ketrampilan membatik. Terdapat tiga faktor penyebab tingginya biaya produksi batik tulis, yaitu waktu, energi dan ketrampilan tinggi. Penelitian ergonomi dengan studi kasus para pembatik difabel ini bertujuan memperoleh pemahaman tentang kemampuan pengguna dan keluhan muskuloskeletal para pembatik difabel yang diakibatkan oleh alat tersebut. Hasil yang diperoleh akan menjadi spesifikasi performa produk untuk perancangan alat membatik elektrik yang bersifat inklusif, dapat digunakan oleh berbagai pengguna, mulai dari kalangan pembatik pemula hingga yang berpengalaman, bertangan normal maupun tidak sempurna. Pengukuran dengan metode RULA, pengamatan dan wawancara dalam ujicoba penggunaan aneka jenis gagang canting desain baru diperoleh kesimpulan bahwa genggaman presisi eksternal menghasilkan kebutuhan ukuran gagang yang sama baik bagi pembatik dengan tangan normal maupun brakidaktili. Sedangkan pada analisa metode NBM dan HTA didapatkan kesimpulan bahwa jika unit pemanas malam bisa disatukan dengan canting maka didapatkan pengurangan satu langkah dalam kegiatan membatik sekaligus mengurangi keletihan dalam membatik. Penelitian ini menghasilkan konsep perancangan unit pemanas malam elektrik arus DC yang menyatu dengan penoreh malam. Alat membatik yang bersifat inklusif ini akan membuat pekerjaan membatik bisa dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat terutama di desa dengan pasokan listrik yang terbatas.

Kata kunci: pembatik difabel, inklusif, pemanas arus DC


ABSTRACT
The skill of batik craftmanship should spread wider to the nook and corner of Indonesia archipelago. Impairment such as brachydactile as well as paraphlegia shouldn’t be a hindrance to master the batik technique. There are three factors found as a source of high production cost in  hand-made batik; time, energy, and high skill. The goal of this ergonomic research using case studies of difable batik artisans is to get an understanding of user capabilities and musculoskeletal problems of users while operating standard batik equipment. The result then will be used as a specification of product performance for designing inclusive electric batik equipment, that can be operated by most users, from beginners to advance artisans, with normal fingers as well as challenged. Measurement using RULA method, observation and interviews on the trials of several new handles showed that there is an agreement on handle size when both extreme impaired users performed external precision grip. NBM and HTA analyzes concluded that if wax heating unit could be integrated with canting, it will eliminate one production step as well as reduce fatique. This research had produced a design of electric batik equipment with DC current. This inclusive equipment will enable batik production to be made in villages with limited supply from national electrical company.

Keywords: diffable batik artisan, inclusive, DC heating unit


Full Text:

PDF

References


Agustina, F. dan Maulana, A. (2012). Analisis Postur Kerja dengan

Tinjauan Ergonomi di Industri Batik Madura. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Vol.1/No.3 Sept 2012, h. 167-171.

Clarkson, J., Coleman, R., Hosking, I. dan Waller, S. (2007). Inclusive Design Toolkit. Cambridge: Engineering Design Centre, University of

Cambridge.

Dominica, M. R. T. D dan Sutalaksana, I. Z. (2000). Master Theses: Analisis Ergonomis tentang Kerja Pembatik pada Industri Batik Tulis. Bandung: Industrial Engineering and Management, ITB.

Helander, M. (1995). A Guide To the Ergonomics of Manufacturing.

London: Taylor & Francis.

McCormick, E. J. dan Sanders, M. (1982). Human Factors in Engineering and Design. New Delhi: Tata McGrawHill Publishing Company Ltd.

Setyawati, L., et.al. (2001). Pengadaan Peralatan Kerja Yang Ergonomis, Perspektif Jender Bagi Pembatik Tulis Dalam Kaitan Dengan Tingkat Kelelahan Kerja dan Stres Psikososial. Pusat Studi Wanita, UGM.

Terrel, R. dan Purswell J. (1976). The Influence of Forearm and Wrist

Orientation on Static Grip Strength as a Design Criterion for Hand

Tools. Proc. Hum Factors Soc., 20:28-32.

Wilson, J. R. dan Corlett, N. (2005). Evaluation of Human Work 3rd

Edition. Boca Raton, FL: CRC Press.




DOI: http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v31i2.1078

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2014 Paulus Bawole, Eko A. Prawoto, Puspitasari Darsono, Winta Guspara

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah indexeed by :